UNS Adakan Edukasi dan Praktik Pengolahan Sampah di SMA Negeri 1 Surakarta

Dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan dan mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan di sekolah, Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Biodiversitas (P3BB) serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) pada hari Jumat 22 Agustus menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Edukasi dan Praktik Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Kompos yang Bernilai Jual” di SMA Negeri 1 Surakarta.

Kegiatan dibuka secara resmi dengan penuh antusias. Acara diawali dengan sambutan Ibu Dra Rosa Herawati, M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Surakarta, yang menyampaikan apresiasi atas kepedulian UNS terhadap pendidikan lingkungan di kalangan pelajar. Beliau menekankan pentingnya pembiasaan mengelola sampah organik sebagai langkah konkret menuju sekolah hijau.

 

Selanjutnya, ketua tim peneliti, Prof. Dr. Ir. Sri Hartati, M.P, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis, tetapi juga pengalaman langsung dalam membuat pupuk kompos yang memiliki nilai ekonomi. Menurutnya, melalui praktik sederhana namun berkelanjutan, siswa dapat menjadi agen perubahan dalam mengatasi masalah sampah di lingkungan sekolah.

 

Usai sambutan, dilakukan penyerahan simbolis alat dekomposer kepada pihak sekolah sebagai bentuk dukungan dari UNS untuk keberlanjutan program pengolahan sampah. Alat tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan siswa dalam kegiatan praktik dan penelitian sederhana di sekolah.

 

Sesi berikutnya diisi dengan pemaparan teknis pembuatan pupuk kompos, yang disampaikan oleh tim dosen UNS: Dr. rer.nat Sri Mulyani, M.Si. Beliau menjelaskan tahapan proses dekomposisi, jenis bahan organik yang ideal, serta tips mempercepat fermentasi menggunakan aktivator alami.

 

Acara mencapai puncaknya dengan praktik langsung pembuatan pupuk kompos di halaman sekolah. Para siswa tampak antusias mencampur bahan-bahan organik seperti sisa makanan dan dedaunan, sambil mempraktikkan langkah-langkah yang telah dijelaskan. Suasana penuh semangat ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi lingkungan dapat berjalan efektif bila dikemas secara interaktif dan aplikatif. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengubah sampah menjadi sumber manfaat yang bernilai jual.